Aku adalah langit
tak selamanya aku cerah
tak selamanya biru menyelimutiku
tak selamanya rona merah dan kuning membayangiku
mendung itu kan datang
rintik hujan pun kan turun jua
berharap sang mentari menemani
sampai garis- garis pelangi menghiasi
mengganti yang hitam menjadi penuh warna
mengganti air mataku dengan sebuah senyuman yang memesona
mengganti dukaku dengan suka
mengganti laraku dengan kebahagiaan yang tiada tara
akulah langit yang penuh cerita
Kita bersama
Mengejar matahari dan tertawa
Hanya ada kasih dan cinta
Meskipun mudah hidup di dunia
Kita tetap bersama
Senyum dan tawa
Terpancar di wajah kita
Kesedihan itu kan sirna
Jika kita bersama
Karena kita satu dan setia
Tak da benci dalam kata
Cinta…cinta…dan penuh cinta
Studi Tour in Sangiran
Tanggal 15 November, aku dan teman2 sekolah sempat mengadakan kunjungan di Museum Sangiran, Sragen. Sebuah tempat yang menurutku sangat cocok untuk pembelajaran. Museum Sangiran merupakan salah satu museum yang menyimpan banyak sumber sejarah. Museum ini terletak di Kabupaten Sragen. Situs Sangiran dianggap penting karena memiliki beberapa keutamaan antara lain, bahwa situs ini areal sebaran temuannya sangat luas yaitu lebih kurang 56 km persegi dan mengalami masa hunian oleh manusia purba yang paling lama dibandingkan situs-situs lain di dunia, yaitu dihuni oleh manusia purba selama lebih dari satu juta tahun, dengan jumlah temuan fosil manusia purba yang cukup melimpah, yaitu mencapai lebih dari 50% populasi homo erectus di dunia. Koleksi yang ada di Museum Sangiran antara lain berupa fosil menusia, fosil hewan, fosil tumbuhan, batu-batuan, sediment tanah, dan juga peralatan batu yang dulu pernah dibuat dan digunakan manusia purba yang pernah bermukim di Sangiran. Di sini juga dituliskan berbagai keterangan pada masing –masing sumber sejarah yang dipamerkan, seperti nama sumber sejarah, tempat ditemukan, dan hidup pada zaman apa atau tahun berapa. Informasi-informasi itulah yang menambah pengetahuan pengunjung tentang sumber sejarah.
Di Sangiran kita bisa mengetahui berbagai macam fosil potongan tubuh gajah seperti gajah jenis Mastodon, Stegodon, dan Elephas. Di sana pula terdapat copy tengkorak manusia. Pithecanthropus Modjokertensis, yang diperkirakan hidup 1,9 juta tahun lalu itu pun dapat kita jumpai di sana. Selain itu, ada juga copy Pithecanthropus Erectus dan Pithecanthropus Soloensis di sana.
Saya yakin, kita gak akan rugi datang ke Sangiran. Karena di sana, kita bisa belajar mengenai sejarah. Cara yang menyenangkan untuk belajar sejarah adalah dengan mendatangi langsung tempat-tempat sejarah atau sumber-sumber sejarah.
